Desa Barudua pernah berjaya, tahun 2000 ketika Pa Supardi membawa stroberi. Pada alamnya yang menawan dan ketinggian 1086 mdpl yang memungkinkan, stroberi tumbuh tak berhenti-henti. Masyarakat yang tadinya apriori mulai mencoba bertanam memanfaatkan lahan, berganti pekerjaan, pulang kampung melihat keuntungan yang menggiurkan.
![]() |
Perkebunan Stroberi Desa Barudua |
Holibert nama varietasnya, cukup manis untuk stroberi diiklim tropis. Lebih tebal dan kenyal dibandingkan temanya yaitu “nyoho” atau pun “kalifornia”. Warnanya merah cerah, bentuknya conic dengan ujung meruncing dan memiliki umur simpan 4-5 hari.
Bapak Endang Yana mempelopori, gerakan masyarakat saling menulari, bahu membahu, bergerak, berkelompok, belajar mandiri. Pada tahun 2008 masyarakat kian giat membudidaya, membuat kompos dan mencari pasar baru. Sehingga pada tahun 2010 stroberi barudua mulai dikenal seantero negri. Dalam sehari 18 ton dapat diproduksi dari 200 Ha yang ditanami. Tak hanya desa sendiri, Desa Karangmulya, Desa Girimakmur ikut juga membudidaya stroberi. Tak ketinggalan, Desa Cinagara dan Sanding pun ikut menikmati, menjadi buruh tani, ekpedisi, distribusi dan juga home industri.
Malang, Yogyakarta, Purbalingga, Pontianak, kota besar lainya hingga Malaysia memesan Stroberi Barudua. Bahkan para ilmuwan setara UGM pun menjadikanya sebagai bahan penelitian. Primadona, Holibert barudua menjadi unggulan dimana-mana. Desa Barudua dijuluki Desa Dolar saking mudahnya meraup laba.
![]() |
Bapak Endang Yana |
Bapak Endang Yana kemudian dipercaya, memimpin Desa Barudua sebagai Kepala Desa. Jiwa kepemimpinanya telah mempersatukan bukan saja kelompok petani, tapi juga desa-desa tetangga.
Lalu tibalah saat itu, diawal tahun 2016. Petani menggigit jari. Seperti angin yang dalam sekejap melintasi. Pagi hari ketika mereka akan siap-siap memetik stroberi. Hanya daun yang memutih dan stroberi yang mengering yang mereka temui. Cara demi cara mereka coba, tahap demi tahap mereka perbaharui, tapi rupanya stroberi masih saja mati. Tidak tahan dengan rugi, banyak dari mereka mengundurkan diri. Kembali menapakan kaki pada nasib menjadi pegawai, meninggalkan kampung halaman angkat kaki, mengikuti arus urbanisasi.
Bapak Endang Yana memotivasi masyarakat agar tidak mudah menyerah, ayo kita suburkan kembali walau kali ini bukan dulu dengan stroberi. Mulailah masyarakat menanam jeruk garut, sayur mayur lainnya serta benih kopi.
Bapak Endang Yana memotivasi masyarakat agar tidak mudah menyerah, ayo kita suburkan kembali walau kali ini bukan dulu dengan stroberi. Mulailah masyarakat menanam jeruk garut, sayur mayur lainnya serta benih kopi.
Sambil juga beliau menelusuri kemana masalah harus dicari solusi. Membuat proposal, bertanya pada para ahli, sembari terus mencoba secara mandiri. Namun hasil tak pernah mendustai usaha, Negara Jepang melalui Tokai University dan Kinouchi Farm Japan sangat tertarik melihat potensi yang sangat mumpuni. Mereka mulai melakukan observasi dan berjanji akan membuat MOU untuk meneliti, memulihkan dan mengembangkan kembali Stroberi.
![]() |
Pertemuan dengan Perwakilan Tokai University dan Kinouchi Farm |
Tidak ketinggalan Program Kawasan Perdesaan datang memberi harapan, membawa spirit dan animo masyarakat untuk bangkit. Potensi satu demi satu mulai terkuak. Hal-hal yg tadinya tidak tergali mulai membelalak. Desa Barudua, Girimakmur, Sanding, Karangmulya dan Cinagara ternyata saling menopang dan berkait. Menjadi kekuatan besar bila saling bersinergis.
Melalui partisipasi desa-desa dan masyarakat, berbagai musyawarah dilaksanakan hingga potensi terdeskripsi, persoalan teranalisis, rencana kegiatan terangkumkan. Kita harus bangkit tidak sendiri, saling mendukung membentuk aliansi, bekerjasama dengan masing-masing proporsi. Bumdes bersama mulai diinisiasi. Bapak Endang Yana tak pernah jemu, mengajak dan menjadikan kantor desa nya markas bersama demi terwujudnya kawasan agrowisata.
Program Kawasan Perdesaan mengetuk pemerintah Pusat, Daerah, para Dinas SKPD pemangku kebijakan untuk “hadir” didesa, rempugan menyelesaikan persoalan terkait. Berpegangan tangan menghalau ego, melipat lengan baju, demi komitmen membangun negeri membawa dampak kesejahteraan dan mempercepat peningkatan ekonomi
Oleh : Mumsikah Choyri Diyanah (Pendamping Teknis Kab. Garut Jabar)
Komentar
Posting Komentar