Mereka memang saudara muslimku, tapi terlebih mereka adalah manusia. Kita, seperti kita mereka tidak bisa memilih terlahir di etnis yang mana, dari rahim siapa, dibumi mana mereka dibesarkan. Kita dengan hiruk pikuk kehidupan, entah hutang yg masih menggunung, cita-cita yang belum kesampaian, rasa iri terhadap keberhasilan orang. Masih bisa berteduh entah itu dirumah mertua atau rumah cicilan. Masih bisa rehat sejenak, menarik napas dalam keruwetan pekerjaan, dirumah sendiri atau dinegeri orang. Setidaknya kita masih bisa BERENCANA setiap melihat wajah terkasih, cita-cita membahagiakan mereka. Setidaknya kita masih bisa MEMILIH diam, berjalan atau berlari tanpa ancaman kekejian. Setidaknya kita masih bisa MENUNDA beban, untuk sejenak menjulurkan kaki, menyimpan anak dari gendongan, melihat facebook dalam ketergesaan, atau menuliskan otw pada kiriman wa, ketika perut meminta sarapan. Bila engkau adalah ibu, coba pandangi atau ingat-ingat putra-putri kecilmu ketika tertidur, dimana wa...