Lembaran-lembaranya dipenuhi wajahmu
Mengerucut melebar hingga membuncah dalam senyum
Taukah kau nak hati seorang bunda..
Sedu sedanya dipenuhi keluh kesah pada Ilahi Rabbi
Sedu sedanya dipenuhi keluh kesah pada Ilahi Rabbi
Namamu namamu namamu dihaturkan padaNya seolah engkau seorang raja
Taukah kau nak hati seorang bunda..
Tetesan air matanya, perih peluhnya penuh sesal karena waktu tak pernah tercurahkan penuh untukmu
Tetesan air matanya, perih peluhnya penuh sesal karena waktu tak pernah tercurahkan penuh untukmu
Taukah kau nak hati seorang bunda..
Marahnya adalah gamang, risau bila dia tiada, jalanmu berbelok pada hal fana
Marahnya adalah gamang, risau bila dia tiada, jalanmu berbelok pada hal fana
Nak, bunda mu ini tiada sempurna, malah seringkali alpa, menitipkan sejumput asa yg dulu pernah membara tapi tak pernah terlaksana
Nak, bunda mu ini tiada sempurna, malah seringkali alpa, mendiktemu hingga berbusa, seolah kau tidak berdaya
Nak, bunda mu ini tiada sempurna, malah seringkali alpa, menuntunmu tak sesuai fitrah, engkau yg dahulu seputih kertas
Tapi ijinkan bunda belajar, pada senyum mu yg tidak meninggalkan luka, pada binarmu yg bersahaja, pada genggamanmu yg selalu percaya
Tapi ijinkan bunda belajar, pada busur yg tak pernah menahan, pada waktu yg tak pernah ingkar, pada udara yg tak pernah minta ganti
Menghantarkanmu menemukan jawaban
Mengapa kau diciptakan, dimana eksistensimu
Bahagialah dengan potensimu
Agar dapat kau toreh dunia dengan ujung jari, dan kau lukis langit dengan hati
Menujulah kesana, kepakan kedua sayapmu nak, raihlah ridha Ilahi
Disini bunda tak henti melirih doa, sebelum mata ini tak lagi bergerak, sebelum lisan ini membeku kaku, sebelum hati bunda menjadi senyap
5 Juli 2017
Mumsikah Choyri Diyanah
Komentar
Posting Komentar